Sabtu, 01 April 2017

Inflasi (Tugas Individu)

Inflasi, inflasi menghamburkan biaya historis akuntansi melalui penurunan berlebihan terhadap nilai-nilai asset dan beban-beban terkait, di sisi lain melakukan peningkatan berlebihan terhadap pendapatan. Negara-negara dengan inflasi tinggi sering kali menuntut perusahaan-perusahaan melakukan berbagai perubahaan harga ke dalam perhitungan keuangan mereka.
Tingkat perkembangan ekonomi,factor yang mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian menentukan manakah yang paling utama. Pada gilirannya, jenis transaksi menentukan masalah akuntansi yang dihadapi. Sebagai contoh, kompensasi eksekutif perusahaan berbasis saham atau sekuritisasi asset merupakan suatu yang jarang terjadi dalam perekonomian dalam pasar modal yang kurang berkembang. Tantangan-tantangan akuntansi baru seperti, penilaian asset tak berwujud,dan sumber daya manusia, semakin berkembang.
Tingkat pendidikan. Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak berguna ketika disalah artikan dan dadisalahgunakan. Sebagai contoh pelaporan teknis yang kompleks mengenai varian perilaku biaya tidak akan berarti apa apa, kecuali para pembaca memahami akuntansi biaya. Akan terdapat 2 jenis aturan akuntansi : yang satu untuk perpajakan dan yang lain untuk laporan keuangan. Aturan pajak akan mendominasi Negara-negara yang menganut kodifikasi hokum atau yang berbasis kredit, di mana akuntansi untuk perpajakan dan pelaporan keuangan akan sama.
Dua orientasi akuntansi yang berkembang ditimbulkan oleh keadaan keadaan operasi, sedangkan yang satu lagi dirancang untuk memenuhi ketentuan hokum dan hokum pajak. Perbedaan antara penyajian wajar versus kepatuhan hukum.
Budaya, berarti nilai-nilai yang berlaku yang dibagi oleh masyarakat. Variabel budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara (seperti sistem hukum) . Hofstede mendasari 4 dimensi budaya nasional ( nilai social ) : (1) individualism, (2) jarak kekuasaan, (3) penghindaran ketidakpastian, dan (4) maskulinitas. Analisis yang dilakukannya didasarkan pada data yang berasal dari para karyawan sebuah perusahaan multi nasional besar dari AS yang beroprasi di 40 negara yang berbeda.

Secara singkat individualisme (versus kolektivisme) merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan social yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatana yang tersusun ketat dan saling tergantung (saya versus kita). Jarak kekuasaan adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima. Penghindaran ketidakpastian adalah sejauh mana masyarakat tidak merasa nyaman dan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti. Maskulinitas (versus feminitas) adalah sejauh mana peran gender dibedakan secara kinerja dan pencapaian yang dapat dilihat. Beberapa ahli menyebutkan orientasi pencapaian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar